top of page

Intip Kerajinan Rotan Nentu Khas Sulawesi Tenggara Dipasarkan hingga Eropa


kerajinan milik seorang pengerajin
Kerajinan milik seorang pengrajin, Sarlin, asal Muna ini telah laku hingga manca negara, seperti Belanda dan Jerman. Kerajinan tersebut terbuat dari bahan dasar rotan dan daun nentu.

KENDARI - Intip kerajinan khas Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), pernah dibawa hingga Eropa.

Kerajinan milik seorang pengrajin, Sarlin, asal Muna ini telah laku hingga manca negara, seperti Belanda dan Jerman. Kerajinan tersebut terbuat dari bahan dasar rotan dan daun nentu. Di tangan Sarlin, rotan dan daun nentu disulapnya menjadi berbagai bentuk kerajinan seperti keranjang buah, tudung saji, bosara, tempat air mineral gelas, alas piring, tas, topi, dan lain sebagainya.


Sarlin mengaku telah terbiasa melihat aktivitas pengrajin nentu sejak usia sekolah dasar. Ia mulai menekuni kerajinan tersebut sejak usia belia. "Sejak masih kecil kami sudah lihat kerajinan rotan ini, jadi terbawa-bawa," ungkapnya, saat mengikuti Kendari Expo UMKM, yang digelar mulai 20-28 Juni 2023 di Kolam Retensi Boulevard, Kendari.


"Saya juga belajar sama Ibu Wania penampung kita waktu masih di Kabupaten Muna, disitu saya melihat tanpa belajar," jelasnya menambahkan. Bahkan hasil penjualan kerajinan nentu ini, Sarlin bisa menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) di Jurusan Ekonomi Pendidikan Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari.


"Sejak SD saya sudah mulai buat produk ini. Alhamdulillah sampai sekarang. Ini yang menanggung biaya sekolah saya sampai selesai kuliah dulu karena memang orang tua tidak mampu," ujar wanita berusia 36 tahun ini.


Kerajinan milik Sarlin itu dijual dengan brand Kerajinan Nentu Hati Mulia yang beralamat di Kecamatan Baruga, Kota Kendari. Sementara bahan dasar rotan yang ia gunakan dapat diperoleh di Kota Kendari dan juga disuplai dari Kecamatan Maligano, Kabupaten Muna, termasuk daun nentu. Kerajinan nentunya dijual mulai harga Rp10 ribu - Rp1 juta per produknya.


"Tergantung dari produk dan ukurannya, kalau yang harga Rp1 juta itu tudung saji. Ada gantungan kunci Rp10 ribu, yang lainnya Rp200 ribuan," jelasnya. Selama menjadi pengrajin, dirinya bisa meraup omzet Rp5 juta - Rp15 juta per bulan, tergantung dari pesanan masyarakat.


Tentu saja produk Kerajinan Nentu Hati Mulia ini menjadi salah satu produk unggulan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Pasalnya, penjualan kerajinan miliknya ini telah dipasarkan hingga ke Papua, Jakarta, Makassar, dan lainnya. Bahkan telah dipromosikan di Malang, Surabaya, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Sumatera saat Pameran Forum Dagang. Pernah pula dipamerkan di Jerman dan Belanda melalui Dinas Pariwisata Sultra.


Sebelumnya, Kepala Dinas Perdagangan Koperasi (Perdakop) dan UMKM Kota Kendari, Alda Kesutan Lapae menyebut kerajinan nentu atau rotan menjadi salah satu produk unggulan UMKM Kota Kendari yang telah banyak diekspor.


Di samping produk-produk kerajinan dan kuliner lainnya di Kota Kendari yang juga tak kalah unggul di pasaran. "Ini yang paling unggulan (kerajinan nentu atau rotan)," ujarnya. (*)


(TribunnewsSultra.com/Amelda Devi Indriyani)

55 tampilan0 komentar

Comentarios


bottom of page