Rapimnas HIMKI 2024: Konsolidasi untuk Pertumbuhan Berkelanjutan Industri Mebel dan Kerajinan
JAKARTA – Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) sukses menyelenggarakan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) di Hotel Aryaduta Jakarta pada 4 Desember 2024. Dengan mengusung tema Membangun Konsolidasi Usaha yang Kondusif untuk Pertumbuhan Berkelanjutan, acara ini menjadi momentum strategis bagi penguatan organisasi dan arah kebijakan industri mebel dan kerajinan nasional.
Dihadiri jajaran Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pembina, Dewan Pakar, serta Ketua Dewan Pimpinan Daerah dan Badan Eksekutif Pusat, Rapimnas membahas berbagai agenda penting, termasuk evaluasi program kerja HIMKI yang sebelumnya diamanatkan dalam Rakernas dan Rapimtas.
Menurut Sekretaris Jenderal HIMKI, Maskur Zaenuri, pertemuan ini tidak hanya untuk menunaikan amanat organisasi, tetapi juga merespons tantangan terkini, seperti penurunan permintaan ekspor akibat perlambatan ekonomi global. “Rapimnas menjadi ajang penguatan organisasi di segala lini untuk menghadapi berbagai gangguan yang memengaruhi jalannya organisasi,” tegas Maskur.
Salah satu prioritas HIMKI adalah membangun organisasi yang kuat, mandiri, dan bersih. Untuk itu, konsolidasi berkala antara pengurus daerah dan pusat menjadi kunci keberhasilan. Langkah ini penting untuk monitoring, evaluasi program kerja, sekaligus adaptasi terhadap tren global furnitur dan kerajinan.
Maskur menambahkan, HIMKI terus memperkuat posisi tawar di tingkat internasional melalui kerja sama strategis dengan lembaga regional dan global. “Kerja sama ini menjadi fondasi penting dalam menentukan kebijakan organisasi, terutama di tengah tantangan ekonomi global,” jelasnya.
Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi dan Hubungan Antar Lembaga HIMKI, Heru Prasetyo, menyebut industri mebel dan kerajinan sebagai sektor masa depan Indonesia. Industri ini memiliki potensi besar berkat ketersediaan bahan baku melimpah, tenaga kerja kompeten, dan pasar yang terus berkembang.
“Produk mebel dan kerajinan kita unggul secara global, didukung oleh bahan baku alami yang berkelanjutan, keragaman desain lokal, dan daya saing tinggi,” kata Heru. Namun, ia tak memungkiri bahwa pemulihan ekonomi dunia yang lambat menjadi tantangan tersendiri.
Strategi Menembus Pasar Baru
Heru mengimbau anggota HIMKI untuk memperluas jangkauan ke pasar non-tradisional seperti Timur Tengah, India, dan Asia lainnya, mengingat permintaan dari pasar tradisional seperti AS dan Eropa mulai menurun akibat inflasi. “Kita harus memanfaatkan peluang di emerging market untuk menjaga pertumbuhan ekspor,” tegasnya.
HIMKI juga berharap pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) pada Maret 2025 dapat menjadi katalisator dalam menahan penurunan ekspor dan membuka peluang baru di pasar global.
Meskipun kondisi ekspor Indonesia melambat, optimisme tetap terjaga. Data global menunjukkan adanya peluang besar untuk produk furnitur dan kerajinan nasional, terutama dengan maraknya pembangunan infrastruktur di berbagai negara.
“Pasar masih terbuka lebar. Kita perlu terus meningkatkan kualitas dan kreativitas produk untuk memenuhi permintaan global,” pungkas Heru.
Dengan langkah-langkah strategis yang dirumuskan dalam Rapimnas, HIMKI optimistis industri mebel dan kerajinan Indonesia akan terus tumbuh, menjadi andalan devisa negara, dan menyerap lebih banyak tenaga kerja.
(aryo), PosSore
Comments