top of page

Setiawati Noor Arifah: Dari Solo, Mengukir Jejak di Industri Mebel Nasional

Setiawati Noor Arifah

SOLO – Sejak kecil, Setiawati Noor Arifah, yang akrab disapa Ifah, sudah terbiasa dengan dunia usaha. Terlahir dari keluarga saudagar batik di Laweyan, Solo, jiwa wirausaha seolah mengalir dalam darahnya. Sejak dini, ia dibekali pengalaman berbisnis oleh sang ayah, mulai dari usaha batik, berjualan kue, hingga membuka kafe. Namun, akhirnya, perjalanan hidup membawanya lebih mendalami industri mebel.


Dari Organisasi ke Peran Strategis di HIMKI

Kecintaannya pada dunia mebel mendorong Ifah untuk aktif di berbagai organisasi pengusaha. Pengalaman panjangnya di asosiasi industri mebel dan kerajinan mengantarkannya pada peran penting di Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI). Saat ini, ia dipercaya sebagai Ketua Bidang Bahan Penunjang di Dewan Pimpinan Pusat HIMKI, di mana pengalaman dan jejaring luasnya menjadi modal utama dalam mengembangkan industri ini.


Ifah merasa bangga dengan kerja keras para pengurus HIMKI dalam memajukan sektor mebel. Dalam audiensi HIMKI dengan Menteri Perdagangan Budi Santoso pekan lalu, ia bersyukur melihat komitmen HIMKI dalam memperjuangkan potensi pasar lokal serta menyampaikan berbagai masukan dan gagasan strategis. Keberadaannya di organisasi ini bukan sekadar formalitas, melainkan bentuk kontribusi nyata bagi perkembangan industri mebel Indonesia.


Menghidupkan "Obral Mebel Solo"

Sebagai warga Solo, Ifah melihat peluang besar di pasar lokal. Ia menggagas Furni Bloc, sebuah platform pemasaran untuk memperkuat ekosistem industri mebel di Solo Raya. Inisiatif ini lahir dari event "Obral Mebel", sebuah pameran yang digelar setiap enam bulan sekali guna menghadirkan produk mebel berkualitas ekspor dengan harga lebih terjangkau. Kegiatan ini didukung oleh Dinas Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah.


"Di Solo, masih banyak masyarakat yang belum tahu di mana menemukan furnitur modern berkualitas ekspor. Sebagian besar yang tersedia adalah furnitur ukiran klasik, berbahan MDF, atau produk impor. Melalui Obral Mebel, kami menghadirkan produk teman-teman eksportir yang jarang dijumpai di toko mebel lokal," ujar Ifah saat berbincang dengan PosSore, Sabtu (8/2).


Konsep Obral Mebel mendapat respons luar biasa. Dalam satu kali pameran, omzet penjualan bisa mencapai Rp500 juta, meskipun event ini hanya berlangsung selama lima hari di mal tanpa promosi besar-besaran. Awalnya, Obral Mebel bertujuan membantu para pelaku usaha di Solo Raya mengeluarkan stok yang menumpuk di pabrik agar bisa langsung ditawarkan ke konsumen dengan harga lebih kompetitif.


Namun, Ifah tak berhenti di situ. Ia ingin agar konsumen tetap bisa menemukan produk-produk berkualitas meski event Obral Mebel telah berakhir. Dari sinilah muncul gagasan untuk membuka showroom bersama yang menampung produk-produk dari berbagai Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Solo Raya.


Pilihan lokasi jatuh pada kawasan heritage Sriwedari, Solo. Dengan luas sekitar 1.200 meter persegi, bangunan yang sebelumnya kurang dimanfaatkan kini disulap menjadi ruang pamer dengan 30 tenant. Setiap tenant menampilkan produk unggulannya, mulai dari kerajinan tembaga dari Tumang, kaca artistik, hingga produk kayu kelapa.


"Konsepnya tetap seperti pameran. Setiap IKM menampilkan produk terbaik mereka, sehingga konsumen bisa menemukan furnitur dan kerajinan berkualitas dalam satu tempat," ungkap lulusan Biologi Lingkungan UGM ini.


Melebarkan Sayap ke Seluruh Indonesia

Dengan ide-ide segarnya, Ifah ingin memperluas konsep ini ke berbagai kota di Indonesia. Menurutnya, permintaan furnitur modern terus meningkat, seiring dengan pertumbuhan sektor perumahan, guest house, hotel, kafe, dan restoran. Konsep showroom bersama ini dapat menjadi solusi bagi para IKM untuk menjangkau pasar yang lebih luas.


Selain itu, Furni Bloc juga berperan sebagai showcase bagi produk-produk bersertifikat TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) agar lebih mudah diakses dalam pengadaan pemerintah. "Potensi pasarnya besar, tinggal bagaimana kita memfasilitasi agar produk unggulan ini bisa lebih mudah diakses masyarakat," katanya penuh semangat.


Dedikasi Setiawati Noor Arifah dalam dunia mebel tidak hanya memberikan manfaat bagi dirinya sendiri, tetapi juga menggerakkan roda ekonomi bagi para pelaku industri mebel dan kerajinan di Indonesia. Dengan motto hidupnya untuk selalu menjalin silaturahmi, berkarya dengan kreativitas, dan berkontribusi bagi industri, Ifah terus merajut mimpi membawa produk-produk mebel lokal ke panggung nasional dan internasional. (PosSore-aryodewo)

0 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Commentaires


bottom of page